PERENCANAAN DAN REKRUTMEN


Perencanaan Dan Recruitment
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstrukstur Dalam Mata Kuliah
Manajemen Sumber Daya Insani



Disusun Oleh:
Rovil Al Asyari    3218205
Lokal : EI-4F

JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM BUKITTINGGI
2019/2020




PENDAHULUAN

Perencanaan merupakan fungsi pertama dari fungsi-fungsi manajemen, diterapkan pada berbagai bidang termasuk manajemen sumber daya manusia. Tujuan fungsi ini adalah untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengelolaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan perusahaan. Fungsi ini berkaitan dengan bidang-bidang manajemen lainnya, seperti manajemen produksi/operasi, pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia. Semua bidang manajemen terlebih dahulu melaksanakan kegiatan perencanaan sebelum melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya. [1]
Berkaitan dengan itu, sumber daya manusia merupakan sumber daya yang sangat menentukan daya saing suatu perusahaan, oleh karena itu perlu pengelolaan yang serius atas sumber daya ini. Suatu strategi kompetitif atas suatu perusahaan yang diperoleh dari masukan sumber daya manusia akan menjadi dasar dalam perencanaan sumber daya manusia.[2]
Dan untuk merealisasikan fungsi perencanaan sumber daya manusia sesuai dengan jumlah dan mutu sumber daya manusia yang telah ditentukan, maka langkah selanjutnya akan dilakukan perekrutan melalui berbagai metode yang paling sesuai. Untuk mencapai hasil kerja yang efektif, perusahaan akan membutuhkan tenaga kerja yang memiliki kualitas terbaik. Pada bagian terdahulu sudah di jelaskan bahwa untuk menghasilkan produk yang memiliki keunggulan bersaing ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. [3]
Dewasa ini berbagai strategi dilakukan oleh banyak perusahaan untuk memenangkan persaingan dalam memperoleh sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan. Banyak perusahaan yang gagal melaksanakan kegiatan pelatihan dan pengembangan serta fungsi manajemen sumber daya manusia lainnya karena kesalahan dalam memilih metode penarikan yang tepat. [4]

PEMBAHASAN

I.     Perencanaan SDM

A.    Pengertian Perencanaan SDM

Perencanaan sumber daya manusia (PSDM) merupakan fungsi utama yang harus dilaksanakan dalam organisasi, guna menjamin tersedianya tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai posisi, jabatan, dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat. Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai sasaran yang telah dan akan di tetapkan.[5]
Pengertian perencanaan sumber daya manusia menurut para ahli sebagai berikut:
1.    Werther dan Davis (1989), mengemukakan perencanaan sumber daya manusia adalah suatu perencanaan yang sistematik tentang perkiraan kebutuhan dan pengadaan tentang pegawai. Perencanaan sumber daya manusia merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi permintaan bisnis dan lingkungan pada organisasi diwaktu yang akan datang, dan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang ditimbulkan oleh kondisi tersebut.[6]
2.    Wayne F. Cascio (1995), suatu usaha untuk mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis dan permintaan dari suatu organisasi dimasa yang akan datang, dan untuk mempersiapkan para karyawan agar dapat memenuhi kepuasan bisnis dari permintaan tersebut.[7]
3.    William H. Cunningham (1996), Suatu proses analisis sumber daya manusia dalam suatu organisasi dan pengembangan sebuah program untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi tersebut.[8]
     Dari beberapa pengertian diatas menurut penulis pada dasarnya perencanaan sumber daya manusia adalah suatu proses identifikasi atau analisis tehadap kebutuhan sebuah perusahaan atau organisasi terhadap sumber daya manusia, sehinga dapat menentukan keputusan yang akan diambil sehingaa tujuan dari perusahaan atau organisasi tercapai.
Pentingnya perencanaan SDM tersebut dapat dilihat dari beberapa sudut berikut ini:
1.      Kepentingan lndividu Tenaga Keria
Dengan perencanaan SDM yang jelas, tegas, akurat maka setiap pekerja dapat mengetahui renana ketenagakerjaan di tempat kerjanya. Berdasarkan hal tersebut dimungkinkan bagi tenaga kerja menyusun rencana pengembangan karier bagi dirinya, membantu meningkatkan keterampilan dan kemampuan yang sepenuhnya bisa diurahkan bagi kepentingan perusahaan.
Dengan perencanaan SDM akan sangat membantu di dalam perusahaan tempat kerianya, karena dia dapat mengetahui hal-hal berikut:
a.    Bagaimana Pengembangan jenjang kariernya.
b.    Kemampuan yang harus dimiliki untuk memungkinkan dirinya menduduki suatu jabatan
c.    Kapan waktu yang terbaik untuk bisa menjangkau dan menduduki karier tersebut.
2.      Kepentingan Organisasi
Dengan perencanaan SDM dapat membantu pimpinan perusahaan dalam upaya untuk meningkatkan efesiensi SDM yang ada dan meningkatkan produktivitas kerjanya sehingga perusahaan akan mampu mencapai tujuan dalam jangka panjang. Dengan perencanaan SDM dapat menciptakan efesiensi penggunaan SDM secara cermat sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan SDM. Di samping itu perusahaan akan mampu menarik SDM yang benar-benar dibutuhkan pada waktu yang tepat. Ini akan berarti mendukung terwujudnya efesiensi dan efektivitas perusahaan, yang akan menambah kuatnya daya saing perusahaan terhadap perusahaan lain.
3.    Kepentingan Nasional
Dilihat dari kerpentingan Nasional, perencanaan SDM akan penting artinya bagi masyarakat karena merupakan suatu sistem yang akan diikuti dalam seleksi dan penarikan tenaga kerja. Dengan demikian, perusahaan akan membutuhkan SDM mengikuti ketentuan yang berlaku secara Nasiona| sehingga mampu bersaing dengan negara-negara lain di tingkat lnternasional.

1.    Untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi semua jabatan dalam perusahaan.
2.    Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan, sehingga setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya.
3.    Untuk menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
4.    Untuk mempermudah koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi (KIS) sehingga produktivitas kerja meningkat.
5.    Untuk menghindari kekurangan dan atau kelebihan karyawan.
6.    Untuk menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan.
7.    Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi (vertikal atau horizontal) dan pensiun karyawan
8.    Menjadi dasar dalam melakukan pemlalan karyawan.[10]

Menurut Jackson & Schuler (1990), perencanaan sumber daya manusia yang tepat membutuhkan langkah-langkah tertentu berkaitan dengan aktivitas perencanaan sumber daya manusia menurut organisasi modern. Langkah-langkah tersebut meliputi:
1.    Pengumpulan dan analisis data untuk meramalkan permintaan maupun persediaan sumber daya manusia yang diekspektasikan bagi perencanaan bisnis masa depan.
2.    Mengembangkan tujuan perencanaan sumber daya manusia.
3.    Merancang dan mengimplementasikan program-program yang dapat memudahkan organisasi untuk pencapaian tujuan perencanaan sumber daya manusia.
4.    Mengawasi dan mengevaluasi program-program yang berjalan. [11]
Keempat tahap tersebut dapat diimplementasikan pada pencapaian tujuan jangka pendek (kurang dari satu tahun), menengah (dua sampai tiga tahun), maupun jangka panjang (lebih dari tiga tahun).
Rothwell (1995), menawarkan suatu teknik perencanaan sumber daya manusia yang meliputi beberapa tahap, yaitu:
1.    Investigasi baik pada lingkungan eksternal, internal, dan organisasional.
2.    Forecasting atau peramalan atas ketersediaan supply dan demand sumber daya manusia saat ini dan masa depan.
3.    Perencanaan bagi rekrutmen, pelatihan, promosi, dan lain-lain.
4.    Utilisasi, yang ditujukan bagi manpower dan kemudian memberikan feedback bagi proses awal.[12]
Perencanaan sumber daya manusia terdapat empat proses yang meliputi:
1.    Pengumpulan, analisis, dan peramalan data dalam rangka mengembangkan perkiraan pasokan SDM dan permintaan SDM (membuat sistem informasi SDM).
2.    Menetapkan tujuan dan kebijakan SDM, mendapatkan persetujuan, dan dukungan dari manajemen puncak.
3.    Merancang dan mengimlementasikan rencana dan program tindakan dalam berbagai bidang kegiatan seperti rekrutmen, pela. tihan dan promosi yang memungkinkan organisasi mampu mencapai tujuan SDMnya
4.    Mengendalikan dan mengevaluasi rencana dan program kepegawaian untuk memfasilitasi kemajuan ke arah tujuan SDM.

Keempat tahapan dalam proses perencanaan SDM tersebut dapat pula disebut sebagai prosedur dan tahapan untuk perencanaan dan pemrograman SDM. Oleh EW Vetter (dalam Irianto, 2001).[13]

II.     Rekrutmen

A.    Pengertian Rekrutmen

Perekrutan adalah proses menarik orang-orang pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang cukup, dan dengan persyaratan yang layak, untuk mengisi lowongan dalam organisasi.[14]
Perusahaan bisa memilih pelamar-pelamar yang persyaratannya paling dekat berhubungan dengan deskripsi pekerjaan. Menemukan cara yang tepat untuk mendorong kandidat-kandidat yang memenuhi syarat untuk bekerja sangat penting ketika perusahaan perlu mempekerjakan karyawan. N amun, biaya merekrut bisa jadi mahal. Dengan demikian, program perekrutan yang berfungsi dengan baik bisa memiliki pengaruh utama terhadap hasil akhir perusahaan.[15]
Pengertian rekrutmen menurut para ahli sebagai berikut:[16]
1.    Menurut Henry Simamora (1997): “Rekrutmen (Recruitment) adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian.
2.    Menurut Faustino Cardoso Gomes (1995): Rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi.
3.    Menurut Schermerhorn (1997): Rekrutmen (Recruitment) adalah proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi yang lowong. Perekrutan yang efektif akan membawa peluang pekerjaan kepada perhatian dari orang-orang yang berkemampuan dan keterampilannya memenuhi spesifikasi pekerjaan.
Dari beberapa defenisi yang dijelaskan oleh para ahli diatas penulis menyimpulkan rekrutmen addalah suatu proses yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau perusahaan dalam mencari atau menarik para pelamar kerja untul mengisi posisi yang ada didalam suatu organisasi atau perusahaan.

B.     Tujuan Rekrutmen

Secara umum, tujuan penarikan tenaga kerja adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan persyaratan yang dituntut suatu pekerjaan. Secara khusus, tujuan penarikan tenaga kerja, antara lain:[17]
1.    Agar sesuai dengan program dan strategi perusahaan. Sebelum melaksanakan kegiatannya, perusahaan terlebih dahulu menetapkan program dan strategi untuk mencapai sasarannya. Untuk merealisasikan program dan strategi, perusahaan melakukan penarikan tenaga kerja sesuai kebutuhannya.
2.    Untuk menentukan kebutuhan tenaga kerja dalam jangka pendek dan panjang, berkaitan dengan perubahan dalam perusahaan, perencanaan sumber daya manusia, rancangan pekerjaan, dan analisis pekerjaan.
3.    Untuk mendukung kebijaksanaan perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia yang beragam.
4.    Membantu dalam meningkatkan keberhasilan proses pemilihan tenaga kerja dengan mengurangi calon karyawan yang jelas tidak memenuhi syarat menjadi karyawan.
5.    Mengurangi kemungkinan keluarnya karyawan yang baru bekerja
6.    Sebagai upaya dalam mengkoordinasikan penarikan dengan program pemilihan dan pengembangan tenaga kerja.
7.    Melakukan evaluasi efektif tidaknya berbagai teknik yang dilakukan dalam penarikan tenaga kerja.
8.    Memenuhi kegiatan perusahaan untuk mendukung program pemerintah datant hal mengurangi tingkat pengangguran.

C.    Proses Rekrutmen

Proses pelaksanaan rekrutmen biasanya terdiri dari beberapa langkah atau tahapan. Di bawah ini adalah langkah-langkah yang bisanya dilakukan dalam pelaksanaan rekrutmen.
1.        Mengidentifikasi Jabatan yang kosong dan berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
Proses rekrutmen dimulai saat adanya bidang pekerjaan baru di suatu lembaga atau organisasi. Hal ini disebabkan adanya pegawai yang dipindahkan atau dipromosikan ke posisi lain, mengajukan permintaan pengunduran diri, adanya PHK, atau karena pensiun yang direncanakan. Dengan melihat dinamika dari beberapa hal tersebut dan mencocokkannya dengan perencanaan sumber daya manusia yang sudah tersusun maka akan diketahui jabatan apa saja yang sedang lowong dan berapa jumlah tenaga kerja atau pegawai yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan tersebut. Pemenuhan kebutuhan jumlah pegawai harus disesuaikan dengan jumlah jabatan atau formasi yang kosong.[18]
2.        Mencari Informasi Jabatan melalui analisis jabatan.
Untuk memperoleh uraian jabatan (job description) dan spesifikasi jabatan (job spessification) sebagai landasan dalam membuat persyaratan jabatan dapat diusahakan melalui analisis jabatan. Uraian jabatan/pekerjaan (job description) adalah rincian pekerjaan yang berisi informasi yang menyeluruh tentang tugas/kewajiban, tanggung jawab, dan kondisi-kondisi yang diperlukan apabila pekerjaan tersebut dikerjakan.
Uraian pekerjaan lebih menekankan tugas dan tanggung jawab pegawai sehingga lebih banyak berhubungan dengan pekerjaan daripada unsur manusianya/pegawai.Sedangkan spesifikasi jabatan/pekerjaan adalah informasi mengenai syarat-syarat umum dan spesifik, baik berupa materiil, immateriil maupun intelektual, yang harus dipenuhi oleh pegawai sebelum diberi pekerjaan, agar di kemudian hari dapat mempertanggungjawabkan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan.[19]
3.      Menentukan dimana kandidat yang tepat harus dicari.
 Ada dua alternatif untuk mencari kandidat pegawai, yaitu dari dalam lembaga/organisasi atau dari luar lembaga/organisasi. Jika di ambil dari dalam, apabila kebutuhan pegawai untuk masa depan telah direncankan, maka perlu juga diketahui siapa kira-kira pegawai yang ada saat ini yang dapat dipindahkan atau dipromosikan. Jika kandidat harus dicari dari luar lembaga maka perlu dipertimbangkan dengan cermat metode rekrutmen yang tepat untuk mendapatkan kandidat tersebut.[20]
4.        Memilih metode rekrutmen yang tepat
Ada banyak metode rekrutmen yang dapat dipilih oleh sebuah lembaga dalam melakukan rekrutmen. Metode-metode tersebut antara lain sebagai berikut:
a)         Iklan. Pengiklanan (advertising) adalah suatu metode efektif untuk penarikan tenaga kerja (pegawai). Biasanya perusahaan memberitahukan informasi tentang iklan lowongan pekerjaan untuk lembaganya lewat papan pengumuman, televisi, radio, surat kabar, majalah, dan internet.
b)         Employee Referrals. Para pegawai lembaga/perusahaan sekarang bisa merekomendasikan pencari pekerjaan kepada departemen personalia. Metode ini memang banyak kebaikan khas, yaitu perusahaan memperoleh informasi lengkap dari pemberi rekomendasi tentang pelamar. Meskipun teknik ini legal dan baik, perusahaan juga harus berhati-hati dalam penggunaannya.
c)         Walk-ins & Write-ins. Pelamar atau pencari pekerjaan datang sendiri ke lembaga atau perusahaan dan mengisi blangko lamaran yang disediakan. Kemudian lamaran-lamaran ini disimpan di dalam suatu file sampai ada lowongan pekerjaan atau sampai lamaran dinyatakan tidak valid lagi.
d)        Lembaga Pendidikan. Lembaga/perusahaan bekerjasama dengan lembaga pendidikan untuk mendapatkan tenaga kerja yang siap guna dan siap pakai, biasanya dimulai dengan penerimaan magang mahasiswa, jika mahasiswa itu layak mereka dapat direkrut menjadi karyawan.
e)         Depnakertrans, yaitu metode penarikan tenaga kerja (rekrutmen) melalui departemen pemerintahan. Lembaga/perusahan dapat memanfaatkan calon pegawai yang mendapat rekomendasi dari Departemen Tenaga Kerja. Dalam hal ini merupakan kewajiban lembaga/perusahaan dalam rangka membantu program pemerintah menyalurkan penduduk pencari kerja dan pengurangan pengangguran.
f)          Organisasi Buruh. Lembaga/perusahaan bekerjasama dengan organisasi karyawan dalam hal ini serikat buruh, perusahaan biasanya meminta kepada serikat buruh daftar tenaga kerja yang memiliki kemampuan yang tepat. Karena serikat buruh belum mempunyai kedudukan yang kuat, metode ini belum banyak digunakan.
g)         Nepotisme. Metode nepotisme adalah metode penarikan tenaga kerja oleh lembaga/perusahaan dengan pertimbangan hubungan kekeluargaan, kesamaan suku, agama, daerah, atau yang lainnya. Biasanya metode ini tidak begitu mempertimbangkan kualitas dari pelamar, yang dipertimbangkan adanya hubungan atau tidak.[21]

5.      Pemanggilan kandidat yang memenuhi persyaratan
Pada tahap ini lembaga atau organisasi melakukan pemanggilan kepada pelamar yang telah memenuhi persyaratanpersyaratan administratif sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Selanjutnya, lembaga mengumpulkan berkas-berkas lamaran mereka, dan meminta mereka mengisi formulir lamaran pekerjaan yang telah disediakan untuk selanjutnya diproses dalam tahap seleksi. Pemanggilan ini bisa dilakukan melalui surat balasan yang ditujukan kepada para kandidat, melalui e-mail, telpon, atau melalui pengumuman baik secara on-line (melalui web internet) maupun secara manual ditempel di papan informasi lembaga.[22]
6.      Menyaring/menyeleksi kandidat
Langkah selanjutnya adalah menyeleksi kandidat. Prosedur seleksi perlu dilakukan jika:
a)    pelaksanaan tugas pada jabatan yang akan diisi memerlukan ciri-ciri fisik dan psikis tertentu yang tidak dimiliki oleh setiap orang
b)   ada lebih banyak kandidat yang tersedia dibandingkan jumlah jabatan yang akan diisi.
Ada banyak teknik atau metode seleksi yang dapat digunakan oleh lembaga atau organisasi. Hal terpenting untuk diperhatikan adalah bahwa masing-masing teknik seleksi mengukur karaktristik tertentu, sehingga akan memberi informasi yang berbeda-beda mengenai kandidat. Pemilihan suatu teknik/metode sebagai predictor dalam prosedur seleksi sangat tergantung pada ciri-ciri pekerjaan, validitas dan reliabilitas metode, persentase calon yang terseleksi, dan biaya penggunaan teknik tertentu. Beberapa teknik seleksi yang sering digunakan adalah formulir lamaran, data biografi, referensi dan rekomendasi, wawancara, test kemampuan dan kepribadian, test fisik/fisiologis, test simulasi pekerjaan dan assessment center.[23]

7.      Membuat penawaran kerja
Setelah proses seleksi dianggap cukup dan petugas rekrutmen sudah dapat menentukan kandidat terbaik untuk jabatan tertentu, maka selanjutnya perlu dipersiapkan penawaran kerja. Termasuk di sini adalah mempersiapkan perjanjian kerja, memperkenalkan secara lebih mendalam tentang peraturan dan kondisi kerja di perusahaan, dan memastikan kapan kandidat akan mulai bekerja. Hal terpenting dalam tahap ini adalah petugas rekrutmen harus menyiapkan kandidat cadangan untuk berjaga-jaga kalau kandidat pertama menolak tawaran kerja atau terjadi hal-hal tak terduga.[24]

8.      Mulai bekerja
Proses rekrutmen tidak berhenti begitu saja setelah kandidat menerima penawaran kerja. Pada saat sudah menjadi pegawai maka yang bersangkutan masih perlu dibantu agar ia dapat bekerja secara optimal dan bertahan untuk waktu yang lama. Pegawai yang bersangkutan harus dimonitor dan dinilai kinerjanya secara teratur, serta diberikan pelatihan dan pengembangan. Pada tahap ini petugas rekrutmen perlu mengkaji ulang cara-cara yang dipakai dalam merekrut dan menyeleksi pegawai, hal ini sangat penting demi mencegah masalah-masalah yang mungkin timbul setelah pegawai diterima bekerja.[25]




D.    Sumber Perekrutan

1.      Perekrutan Internal
Berarti berfokus pada para tenaga kerja yang ada sekarang dan tenaga kerja-tenaga kerja lain dengan kontak sebelumnya dengan organisasi pemberi kerja. Teman-teman dari tenaga kerja sekarang, tenaga kerja-tenaga kerja sebelumnya, dan pelamar-pelamar sebelumnya bisa menjadi sumber perekrutan. Promosi, penurunan jabatan dan transfer juga dapat menyediakan orang-orang tambahan untuk unit organisasi, jika tidak untuk seluruh organisasi. [26]
Di antara cara-cara dimana sumber-sumber perekrutan internal memiliki keuntungan terhadap sumber-sumber eksternal adalah bahwa hal itu mengizinkan pihak manajemen untuk mengamati calon untuk promosi (atau transfer) selama jangka waktu tertentu dan mengevaluasi potensi orang tersebut dan kinerja dalam pekerjaan. Lebih jauh lagi, sebuah organisasi yang mempromosikan karyawannya untuk mengisi posisi kosong bisa saja memberikan motivasi tambahan kepada karyawan-karyawan itu untuk melakukan pekerjaannya dengan baik. Tenaga kerja-tenaga kerja mungkin melihat alasan yang tidak kuat untuk melakukan lebih daripada yang diminta dalam jabatan yang sekarang jika kebijakan manajemen biasanya adalah merekrut dari luar. Hal ini adalah alasan utama mengapa sebuah organisasi biasanya mempertimbangkan sumber-sumber internal terlebih dahulu untuk mencari pelamar-pelamar yang berkualifikasi.[27]
Berikut sumber perekrutan dari dalam atau internal:
a)    Promosi dan Transfer
 Banyak organisasi memilih untuk mengisi lowongan pekerjaan melalui promosi atau transfer dari dalam jika mungkin. Meskipun seringkali berhasil, promosi dari dalam memiliki beberapa kerugian. Kinerja seseorang pada satu pekerjaan tidak bisa menjadi alat untuk memprediksi kinerja pada pekerjaan lain, karena ketrampilan yang berbeda diperlukan untuk pekerjaan yang baru. Dalam sebagian besar pekerjaan pengawasan (supervisory jobs), kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain membutuhkan ketrampilan dalam mempengaruhi dan pendekatan terhadap orang yang biasanya bukan merupakan faktor penentu dalam pekerjaan non-pengawasan (nonsupervisory jobs). Adalah jelas bahwa orang-orang di organisasi dengan level yang lebih sedikit memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk promosi. Dalam sebagian besar organisasi, promosi juga bukan cara yang efektif untuk mempercepat pergerakan individu-individu dari kelas yang diproteksi di dalam organisasi jika hal itu merupakan hal yang diperhatikan perusahaan.[28]
b)      Kenalan Tenaga Kerja Lama
Sumber yang andal untuk mengisi lowongan pekerjaan terdiri dari teman-teman dan / atau anggota keluarga dari tenaga kerja lama. Para tenaga kerja dapat memberitahukan pelamarpelamar potensial tentang adanya lowongan pekerjaan di dalam perusahaan, memberikan surat pengenalan, dan mendorong mereka untuk melamar. Ini adalah pelamar-pelamar eksternal yang direkrut dengan menggunakan sumber informasi internal.
 Menggunakan sumber seperti ini biasanya merupakan salah satu metode paling efektif dalam perekrutan karena banyak orang yang berkualifikasi baik dapat direkrut dengan biaya murah. Di dalam organisasi dengan banyak tenaga kerja, pendekatan ini dapat mengumpulkan tenaga kerja-tenaga kerja yang potensial dalam jumlah besar. Beberapa riset menemukan bahwa para tenaga kerja baru yang direkrut melalui kenalan tenaga kerja yang sekarang bertahan lebih lama di dalam perusahaan daripada tenaga kerja yang direkrut dari sumber-sumber lain. [29]
c)    Merekrut Mantan Karyawan dan Mantan Pelamar
Mantan tenaga kerja dan mantan pelamar juga merupakan sumber internal yang baik untuk perekrutan. Untuk kedua hal ini, ada keuntungan penghematan waktu, karena tenaga kerja tersebut sudah dikenal.
Mantan Tenaga Kerja. Mantan tenaga kerja dianggap sebagai sumber internal karena mereka memiliki ikatan dengan perusahaan. beberapa tenaga kerja yang telah pensiun kemungkinan bersedia bekerja kembali secara paruh waktu atau merekomendasikan seseorang yang tertarik untuk bekerja di perusahaan itu. kadang-kadang orang yang telah meninggalkan perusahaan untuk mengurus keluarga atau menyelesaikan hal-hal tersebut. Orang-orang yang telah pindah kepekerjaan lain kemungkinan mau kembali untuk memperoleh gaji lebih tinggi. Pembagian kerja bersama (job sharing) dan program kerja flextime (program dimana tenaga kerja boleh mengatur jadwal jam kerjanya sendiri asalkan ia dapat memenuhi jumlah kerja tertentu selama seminggu) bisa bermanfaat dalam menarik kembali orang-orang pensiun atau orang lain yang dahulu pernah bekerja untuk perusahaan. keuntungan utama dalam merekrut mantan tenaga kerja adalah kinerja mereka telah diketahui.
Mantan Pelamar dan Pernah Diwawancarai. Sumber potensial lainnya untuk mencari pelamar dapat ditemukan di dalam berkas-berkas organisasi. Meskipun tidak sepenuhnya merupakan sumber internal, mereka yang dahulu pernah melamar pekerjaan dapat dikontak kembali dengan surat, sebuah cara yang cepat dan tidak mahal untuk mengisi lowongan pekerjaan yang kosong.
Para pelamar yang telah diwawancarai dan telah melamar dapat dipertimbangkan juga. Mereka yang pernah diwawancarai sebelumnya tampaknya lebih cocok untuk mengisi pekerjaan tidak terampil dan setengah terampil, tetapi beberapa lowongan pekerjaan profesional dapat diisi dengan beralih kepada lamaran-lamaran seperti itu[30]

2.      Perekrutan Eksternal
Suatu perusahaan melakukan penarikan calon tenaga kerjanya dari luar perusahaan dengan alasan perluasan usaha perusahaan, dan tidak tenaga kerja didalam perusahaan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan sesuai dengan kebutuhan.
a)     Walk-in Applicant
Para calon karyawan datang sendiri dengan membawa lamaran ke bagian penerima tenaga kerja suatu perusahaan. Para pelamar biasanya membawa lamaran dengan berkas-berkas persyaratan kerja yang seadanya karena tidak mengetahui persyaratan khusus sesuai kebutuhan. Pada umumnya kekurangan berkas sebagai persyaratan akan dilengkapi setelah yang bersangkutan diterima bekerja. Para pelamar walk-in tidak mengetahui secara spesifik tentang perusahaan yang dilamar karena tidak ada rekomendasi dari karyawan lama. Para pelamar walk-in mempunyai kemungkinan yang sama besarnya untuk diterima menjadi karyawan dibandingkan dengan pelamar cara lain untuk sesuai kebutuhan dan hasil seleksi yang memenuhi syarat. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa para pelamar walk-in yang akhirnya diterima.[31]
b)      Rekomendasi dari karyawan dalam perusahaan
Metode ini melibatkan karyawan yang ada dalam perusahaan untuk mencari tenaga kerja sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan. Karena melibatkan karyawan yang ada dalam perusahaan, dapat digunakan untuk menarik tenaga kerja yang bersumber dari dalam dan luar perusahaan. Metode penarikan tenaga kerja seperti ini mengeluarkan biaya yang _relatif kecil untuk setiap tenaga kerja yang diterima.[32]
c)    Iklan di media massa
Metode ini paling banyak digemari para pelamar dan sangat menarik untuk memperoleh informasi tentang pekerjaan yang mereka inginkan. Oleh karena itu pembuat iklan harus mempunyai keahlian dalam menyampaikan informasi pekerjaan agar menarik dan diketahui oleh calon pelamar. Pembuat iklan yang berpengalaman biasanya menggunakan konsep AIDA (attention, interest, desire, and action) untuk menyampaikan informasi pekerjaan melalui iklan.[33]
d)     Perusahaan-perusahaan penempatan kerja
Perusahaan-perusahaan tenaga kerja salah satu sumber penarikan tenaga kerja yang baik untuk memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan. Perusahaan-perusahaan tenaga kerja mempunyai badan hukum dalam melaksanakan tugasnya untuk menyalurkan tenaga kerja ke perusahaanperusahaan, yang membutuhkannya. Pemerintah mengawasi kegiatan Perusahaan-perusahaan tenaga kerja agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik.[34]
e)        Lembaga Pemerintah
Melalui lembaga pemerintah, dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia (Depnakertrans RI), dapat melayani calon pelamar untuk memberikan informasi pekerjaan. Melalui lembaga ini, perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja dapat menyampaikan infomasi melalui papan pengumuman yang ditempelkan. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan pengawasan terhadap lembaga-lembaga penyalur tenaga kerja yang ada di Indonesia. Lembaga ini juga melakukan berbagai kegiatan pelatihan untuk menambah keterampilan calon tenaga kerja. Secara umum, tugas dan tanggungjawab Departemen Tenaga Kerja adalah membina, membimbing, mengarahkan dan menyalurkan calon tenaga kerja ke berbagai instansi yang membutuhkan. Depnakertrans RI memiliki kantor-kantor di tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh wilayah Indonesia. Dengan demikian lembaga ini dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia untuk menangani kegiatan yang berkaitan dengan penarikan tenaga kerja.[35]
f)       Perusahaan Lain
Beberapa perusahaan melakukan penarikan tenaga kerja berasal dari perusahaan lain. Biasanya tenaga kerja yang demikian adalah tenaga kerja yang sudah berpengalaman, dan mempunyai keterampilan dan kemampuan yang terbaik. Para karyawan di perusahaan-perusahaan yang terkenal sering ditawar oleh perusahaan-perusahaan yang menginginkannya. Banyak perusahaan perusahaan ingin berkembang mencari tenaga kerja yang berpengalaman. Beberapa perusahaan yang sedang mengalami kemunduran membutuhkan manajer yang handal untuk dapat memulihkan keadaan perusahaannya pada keadaan semula atau lebih baik. Perusahaan-perusahaan tersebut berani membayar gaji yang lebih tinggi atau fasilitas-fasilitas yang lebih menarik[36]
g)      Internet
Salah satu cara terkini dilakukan oleh banyak perusahaan untuk menarik tenaga kerja melalui internet. Dewasa ini, semakin banyak orang mencari lowongan dan melamar kerja melalui internet. Hasil survai menemukan bahwa lebih dari empat juta orang setiap hari mencari informasi pekerjaan melalui web. Oleh karena itu, banyak perusahaan menarik tenaga kerjanya melalui web site.[37]
h)      Open House
Suatu metode penarikan yang muncul belakangan ini untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja adalah open house. Metode ini dilaksanakan dengan memperkenalkan seseorang pada perusahaan dengan tujuan menarik minat mereka untuk melamar pada perusahaan tersebut. Open house berarti membuka pintu kepada masyarakat umum untuk melakukan peninjauan perusahaan atas pekerjaan yang tersedia. Dengan metode ini para pengunjung dapat mengetahui gambaran realistis tentang kondisi perusahaan. Di pihak lain, perusahaan dapat melihat calon tenaga kerja secara tidak formal.[38]

DAFTAR PUSTAKA


Ardana, Komang. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Bangun, Wilson. 2012.  Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Erlangga

Mondy, R. Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. New Jersey: Erlangga

Rivai Zainal, Veithzal. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumbr Daya Manusia. Jakarta: Fajar Interpratama Offset

Eko Sasono.  September 2006. “Perekrutan Dalam Pasar Tenaga Kerja”. Value Added, Vol.3, No.1, http://bit.ly/2PyPqk8 . 1 maret 2020
Mochamad Icharim. November 2017. “Rekrutmen Pegawai Menuju Kinerja Organisasi yang Berkualitas dalam Perspektif MSDM dan Islam”. Manageria: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 2. http://bit.ly/2vuFSzJ . 01 Maret 2020

Setiani, Baiq. Mei 2013. “Kajian Sumber Daya Manusia Dalam Proses Rekrutmen Tenaga Kerja di Perusahaan”., http://bit.ly/3ahhLmT. 01 Maret 2020



[1] Wilson Bangun, “ Manajemen Sumber Daya Manusia”. . (Bandung: Erlangga, 2012) h. 112
[2] Loc.cit.
[3] Ibid. h. 140
[4] Loc.cit
[5] Edy Sutrisno, Manajemen Sumbr Daya Manusia (Jakarta: Fajar Interpratama Offset, 2009) h.33
[6] Loc.Cit
[7] Veithzal Rivai Zainal, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014) h. 28
[8] Loc.Cit
[9] Komang Ardana, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012) h.44-45
[10] Veithzal Rivai Zainal, Op.cit., h. 42
[11] Edy Sutrisno, Op.cit., h 34
[12] Ibid h 35
[13] Ibid h. 39
[14] R. Wayne Mondy. “Manajemen Sumber Daya Manusia”.(New Jersey: Erlangga, 2008) h. 132
[15] Loc.cit.
[16] Setiani, Baiq.  Mei 2013.“Kajian Sumber Daya Manusia Dalam Proses Rekrutmen Tenaga Kerja di Perusahaan”. Jurnal ilmiah widya. Vol. 1, No. 1, http://bit.ly/3ahhLmT. 01 Maret 2020
[17] Wilson Bangun. Op.cit. h.144
[18] Mochamad Icharim. November 2017. “Rekrutmen Pegawai Menuju Kinerja Organisasi yang Berkualitas dalam Perspektif MSDM dan Islam”. Manageria: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 2. http://bit.ly/2vuFSzJ . 01 Maret 2020
[19] Ibid. h. 315
[20] Ibid. h. 317
[21] Ibid. h. 318
[22] Ibid. h. 319
[23] Ibid. h. 320
[24] Loc.cit.
[25] Ibid, h321
[26] Eko Sasono.  September 2006. “Perekrutan Dalam Pasar Tenaga Kerja”. Value Added, Vol.3, No.1, http://bit.ly/2PyPqk8 . 1 maret 2020
[27] Ibid. h. 10
[28] Ibid. h. 11
[29] Loc. Cit
[30] Ibid. h. 11-12
[31] Wilson Bangun. Op.cit. h.147
[32] Loc.cit.
[33] Ibid. h. 148
[34] Ibid. h. 149
[35] Loc.cit
[36] Ibid. h. 150
[37] Loc.cit
[38] Ibid. h. 151

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAFSIR AYAT RIBA DAN IMPLIKASINYA BAGI EKONOMI

SEJARAH PENGELOLAAN ZAKAT MASA RASULULAH SAW DAN MASA PARA SAHABAT

KONSERVASI, DEPLESI DAN PERSEDIAAN